Sultan Sulu: Saya Adalah Sultan Termiskin di Dunia
MANILA - Sultan Sulu Jamalul Kiram III memang berbeda ketimbang raja-raja lain yang memimpin negara Islam di dunia ini. Istana Kiram hanyalah rumah bertingkat dua di Kota Manila, Filipina, dan Kiram pun mengaku dirinya adalah sultan termiskin di dunia.
Lahir di Sulu pada 1938 silam, Kiram merupakan seorang pemimpin yang cukup dicintai dan penggemar olah raga tenis. Tanpa disadari, Sultan Sulu itu pernah bekerja sebagai penyiar radio di salah satu stasiun radio.
Pria itu sempat mencalonkan diri sebagai seorang senator pada 2007 silam lewat dukungan mantan Presiden Gloria Macapagal Arroyo. Namun keberuntungan tidak berpihak pada Kiram. Kiram justru gagal, hartanya pun habis karena kampanye pemilu tersebut.
"Saya adalah sultan termiskin di dunia ini," ujar sultan berusia 74 tahun itu, seperti dikutip Associated Press, Kamis (7/3/2013).
Putri Kiram, Jaycel, juga ikut menceritakan bagaimana masa kecilnya. Jaycel sendiri mengaku pernah terkejut ketika mendengar kabar bahwa dirinya adalah seorang putri raja sungguhan.
"Ketika saya masih kecil, saya kira nama 'Putri' adalah nama depan saya. Seorang putri (raja) umumnya mengenakan mahkota, memiliki istana, dan kereta kuda," ujar Jaycel Kiram yang saat ini berusia 35 tahun.
Salah satu hal yang menunjukan kejayaan Kiram saat ini hanyalah titel sultan yang ada di depan nama panjangnya. Selain itu, Kiram tidak memiliki apapun, selain loyalis-loyalisnya yang saat ini menduduki Sabah.
Kesehatan Kiram saat ini juga mulai memburuk, pria itu menderita gagal ginjal dan penyakit jantung. Kiram pun sulit untuk berbicara. Biaya perawatan sang sultan itu ternyata cukup mahal, keluarga Kiram dikabarkan lupa membayar pajak rumah.
Di masa muda, Kiram mengaku sering berkunjung ke Sabah. Ketika berada di wilayah itu, Kiram merasa seperti berada di kampung halamannya sendiri.
Sabah dan Sulu dipisahkan oleh sebuah selat di Laut Sulu. Perjalanan dari Sabah ke Sulu juga hanya memakan waktu 30 menit bila menggunakan kapal. Dua provinsi itu memiliki banyak kesamaan, warga-warga dari Sulu maupun Sabah juga saling mengunjungi.
Selama ini, Kesultanan Sulu ingin melihat Pemerintah Filipina mengklaim kembali wilayah Sabah. Menurut Kiram, klaim itu penting karena banyak pengikut Kesultanan Sulu yang diburu oleh polisi Malaysia di Sabah. Kiram cukup khawatir akan regenerasi para pengikutnya. (AUL)
0 komeng:
Posting Komentar