Surabaya ,,, the most green and livable city in Indonesia

Quote:

Petugas kebersihan menyapu daun-daun kering dan sampah yang yang ada di Taman Pelangi Surabaya, Minggu (23/8).

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta boleh unggul dalam jumlah "pohon beton" atau bangunan komersial tinggi dan pusat gaya hidup. Namun. profil ibukota negara ini terkesan kering, angkuh dan tidak humanis.

--Di setiap titik strategis kota kami mengembangkan sentra komunitas untuk digunakan sebagai tempat aktifitas warga.
-- Tri Rismawati

Berbeda dengan Surabaya, ibukota provinsi Jawa Timur ini memang kalah dalam pembangunan fisik properti komersial. Namun, Surabaya unggul sebagai kota besar ramah lingkungan dan humanis.

Walikota Surabaya, Tri Rismawati, mengatakan Surabaya saat ini mengembangkan penataan yang tersebar ke seluruh penjuru kota. Dengan demikian, warga kotanya bisa beraktifitas di wilayahnya masing-masing atau dekat dengan tempat tinggalnya.

"Pembangunan tidak diaglomerasikan di satu titik, melainkan menyebar. Selain itu, di setiap titik strategis kota kami mengembangkan sentra komunitas untuk digunakan sebagai tempat aktifitas warga," ujar Rismawati dalam presentasi Seminar Nasional Arsitek untuk Bumi di Jakarta, Rabu (22/5/2013).

Di setiap titik strategis seluruh wilayah kota itu dibangun pula taman-taman, lengkap dengan akses wi-fi, jalur pedestrian, dan sepeda sebagai ruang terbuka hijau di luar ruang rekreasi, lapangan olahraga, dan pemakaman. Tak heran, saat ini Surabaya mampu menghasilkan ruang terbuka hijatu (RTH) sebanyak 22,26 persen atau 171,68 hektar dari total luas wilayah kota. Angka itu jauh di atas RTH di Jakarta yang masih berkutat pada angka 14 persen.

Itulah sebabnya, saat ini Surabaya mendapat predikat sebagai "kota untuk warganya". Tak kalah penting, kota ini juga digelari the most green and livable city in Indonesia.

Menurut Risma, konsep "kota warga" tak hanya bergantung pada alokasi RTH, namun juga harus mampu melayani warganya dalam penyediaan "kail kehidupan". Warga tidak dianggap sebagai obyek dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), melainkan subyek yang diharapkan bisa menentukan tujuan hidupnya.

Terkait hal itu, pemerintah kota Surabaya memfasilitasi warganya untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhannya. Contoh nyatanya, pemerintah kota menyediakan fasilitas pentas seni di setiap taman kota.

Di taman kota itu, warga yang memiliki keahlian seni musik dapat menunjukkan keahliannya setiap hari. Mereka diberi apresiasi senilai Rp 2,5 juta per bulan dari pemerintah kota. Hasilnya, saat ini di Surabaya hampir tidak bisa dijumpai pengamen atau pun pengemis.
sumber

coba itu pengamen2 dan pengemis2 ibukota pindah ke surabaya


Tambahan foto:
Quote:Original Posted By Athanasius. ?
@TS mungkin bisa ditaruh di depan biar ada bayangan Surabaya itu seperti apa.
Source: Forum Skyscrappercity

Spoilerfor "Surabaya":







Lebih lengkap klik ini dan ini dan ini

Pernah tinggal di kota ini selama 8 bulan. Kekurangannya hanya public transport dan panas (untungnya ini bisa diminimalisir dengan rimbunya pepohonan di protokol Surabaya)


Quote:Original Posted By goglach ?


bedalah...karakter masy surabaya ama jakarta itu berbeda banget
sejak dulu masy. di surabaya memang lebih mudah untuk di tata, bahkan sejak sebelum bu risma jadi walikota sekalipun

lha jakarta...pernah punya gubernur mantan anggota Kopassus (pak sutiyoso) aja masih susah ngatur warganya yang suka merusak lingkungan
di lanjutkan ama Foke...padahal udah berkumis lebar kayak tukangsate...warga jakarta juga nggak banyak perubahan

lha Surabaya....sama walikota cewek aja nurut

kali di surabaya meskipun nggak semuanya sudah bersih...setidaknya jauh lebih baik dari jakarta :



SOURCE: www.kaskus.co.id

0 komeng:

Posting Komentar