Penduduk Jepang yang selamat dari bencana tsunami di bagian utara Jepang dua tahun lalu mengaku menjadi lebih sering melihat penampakan hantu.

Penduduk setempat mengaku sering melihat hantu atau sekelompok hantu sedang mengantri di sebuah toko yang kini hanya tersisa puing-puing.

Meskipun Jepang adalah negara modern, namun sebagian besar penduduknya masih mempercayai takhayul.

Keizo Hara, seorang psikiater di Ishinomaki, salah satu daerah yang terkena dampak tsunami 11 Maret 2011 lalu, mengatakan bahwa kisah hantu tersebut merupakan proyeksi mental dari trauma yang mendalam.

"Tempat penampakan tersebut pada umumnya adalah tempat yang tersapu oleh tsunami. Hantu yang mereka lihat hanyalah, proyeksi mental akibat trauma yang berkaitan dengan tempat tersebut," ujarnya.

Keizo lebih mengkhawatirkan gangguan stress paska trauma (PSTD) yang mulai muncul bisa menyebabkan gelombang stress di antara warga yang selamat.

Shinichi Yamada, salah satu warga yang selamat, mengatakan bahwa sejak bencana tsunami, dia dan keluarganya dibuntuti hantu.

Setelah tsunami terjadi, Shinichi menyelamatkan dua patung Budha dari reruntuhan. patung-patung tersebut ia bawa ke rumahnya. Dan sejak saat itu, hal-hal aneh mulai terjadi.

"Beberapa kali, ketika saya tidur, saya merasa ada yang berjalan di atas dada saya. Dua anak saya tiba-tiba sakit, dan ada hawa dingin yang mengikuti keluarga kami," ujar Yamada.

Seperti orang lain di daerah itu, Yamada meminta bantuan pengusir hantu Kansho Aizawa (56).

"Ada hantu tanpa kepala, ada yang tanpa kaki atau tangan. Ada yang terpotong setengah. Orang-orang terbunuh dengan berbagai cara yang mengenaskan ketika tsunami melanda," ujarnya

Bahkan supir taksi pun takut untuk mengantarkan penumpang di daerah yang terkena dampak tsunami karena mereka takut jika penumpangnya ternyata hantu.

"Keluarga yang ditinggalkan meminta bantuan saya untuk mengetahui lokasi mayat keluarganya dan apakah mereka beristirahat dengan tenang. Ada juga yang ingin menyampaikan pesan bagi keluarganya yang meninggal," ujar Kansho.

sumber: berita satu