Karna, The Forgotten Child of Kurukshetra


Maturnuwun terimakasih untuk segenap kaskuser dan teman-teman STK-Rev karena akhirnya thread ini diangkat menjadi HOT THREAD
-21 Maret 2013-

Spoilerfor HT:

-Salam Mitologi-

Selamat datang di thread Baccu. Tolong hargai thread ini dengan postingan-postingan berkualitas dan rates.

Sesuai permintaan para kaskuser, kali ini saya akan membahas tokoh pewayangan yang menjadi favorit.
Get ready!

Quote:Quote:Karna

Quote:


Quote:Name: Karna
Nama Lain: Radheya, Basusena, Wresa, Sutaputra, Anggadipa, Suryaputra, Suryatmaja, Talidarma, Bismantaka
Kasta: Ksatria
Orang Tua: Dewa Surya dan Kunti
Pasangan: Vrushali, Supriya
Anak: Wrisasena, Sudaman, Shatrunjaya, Dwipata, Susena, Satyasea, Citrasena, Susarma dan Wrishaketu
Kediaman: Kerajaan Angga
Profesi: Archer

Karna adalah salah satu karakter penting dalam kisah epik, Mahabharata. Dia merupakan salah satu karakter pewayangan paling kompleks. Banyak sekali orang yang memperdebatkan karakternya sebagai tokoh antagonis atau protagonis. Kesaktiannya begitu luar biasa, bahkan dikagumi oleh Resi Bhisma dan Sri Kresna. Kisah hidupnya yang penuh intrik sangat menarik untuk disimak.




Quote:Origins

Kisah berawal dari seorang gadis bernama Kunti yang ditugaskan oleh ayahnya untuk menjamu seorang resi bernama Durwasa. Sang resi meramalkan bahwa Kunti akan kesulitan mendapatkan anak suatu saat nanti. Karena kagum akan kebaikan dan ketulusan hati Kunti, Resi Durwasa memberikan sebuah mantra bernama Adityahredaya. Mantra tersebut berfungsi untuk memanggil dewa yang bersiap memberikan anak atau keturunan. Namun sang resi tidak menjelaskan secara detail tentang hal tersebut.

Suatu pagi karena merasa penasaran, Kunti mencoba mantra tersebut sambil menatap matahari terbit. Tiba-tiba Dewa Matahari Surya datang dihadapannya. Karena merasa bingung dan ketakutan, Kunti mengatakan bahwa dia hanya ingin mencoba mantra tersebut. Namun sang dewa menjelaskan bahwa Adityahredaya bukanlah hal yang dapat dipermainkan seenaknya. Dewa Surya memberikan sebuah janin di rahim Kunti yang suatu saat nanti akan memiliki kesaktian yang tinggi. Ketika melahirkan bayi tersebut, Dewa Surya membantu dalam persalinannya. Bayi tersebut terlihat sedikit berbeda dengan bayi pada umumnya karena dia memakai baju perang dan anting-anting. Setelah mengembalikan keperawanan Kunti, Surya kembali ke kahyangan.




Quote:Childhood and Education

Demi menjaga nama baik kerajaan, Kunti berniat membuang bayi yang diberi nama Karna tersebut. Dia meletakannya dalam sebuah keranjang dan dihanyutkan di Sungai Aswa hingga akhirnya ditemukan oleh kusir Raja Destrarasta yang bernama Adirata. Dia membawa pulang Karna ke rumahnya. Istrinya yang bernama Radha sangat bahagia dengan kedatangan bayi Karna. Dia memberikanya nama lain yaitu Wasusena. Karna juga dikenal dengan julukan Radheya yang berarti "putera Radha". Masa kecil Karna dipenuhi cinta dan kasih sayang dari kedua orang tua angkatnya. Dia bahkan mencintai kedua orang tua angkatnya tersebut melebihi apapun.

Ketika beranjak dewasa, Karna tertarik dalam bidang militer. Dia pergi ke Hastinapura dan bertemu dengan Resi Drona yang juga melatih para Pandawa dan Kurawa. Karena mengetahui identitas Karna sebagai anak kusir, Drona menolak mengangkat Karna sebagai muridnya karena dia hanya melatih dari kasta Ksatria saja. Karna kemudian meminta tolong Dewa Surya untuk melatihnya. Karna belajar cara menggunakan senjata dengan mengumpulkan semua informasi pada siang hari. Pada malam hari, dia berlatih sendiri.

Sona, saudara Karna, mendapat kabar bahwa beberapa hari lalu Resi Drona melakukan tes memanah untuk muridnya. Arjuna adalah satu-satunya murid yang berhasil memanah burung tepat pada bagian mata. Setelah mendengar cerita dari Sona, Karna yakin bahwa dia bisa memanah kedua bola mata seekor burung dalam satu tembakan. Setiap malam, mereka berdua berlatih memanah dengan giat. Hingga akhrinya Karna meminta tolong Sona untuk meletakkan seekor burung di sebuah pohon yang tinggi. Dengan satu tembakan, Karna berhasil menusuk kedua mata burung tersebut.

Karna ingin mempelajari menggunakan senjata dewa dan dia mencari guru lain. Dia bertemu dengan Parasurama yang dahulunya adalah guru dari Drona dan Bhisma. Berbeda dengan Drona, Parasurama justru menolak mengangkat murid dari kasta Ksatria dan hanya mau menerima dari kasta Brahmana. Oleh karena itu, Karna menyamar menjadi kaum Brahmana. Karena mewarisi kekuatan ayahnya, Karna dapat menguasai setiap hal yang diajarkan Parasurama dalam waktu singkat. Karna lebih senang menggunakan senjata panah. Bahkan kemampuan memanahnya diakui Parasurama hampir setara dengannya.




Quote:Curse For Karna

Suatu siang, Parasurama ingin beristirahat dibawah pohon. Dia meminta Karna untuk mau memangkunya hingga tertidur. Tiba-tiba seekor lebah besar datang dan menyengat paha Karna. Karena tidak mau mengganggu gurunya, dia menahan sengatan lebah tersebut hingga berdarah. Ketika Parasurama bangun, dia terkejut melihat paha Karna berdarah. Hal itu menyadarkannya bahwa kemampuan menahan sakit dimiliki oleh kaum Ksatria. Karena merasa tertipu, Parasurama mengutuk Karna bahwa suatu hari nanti ketika terjadi pertarungan hidup dan mati melawan seorang musuh, Karna akan lupa tentang segala hal yang pernah diajarkan.

Karna menjelaskan semuanya dan identitasnya bahwa dia hanya anak seorang kusir. Parasurama merasa menyesal namun kutukannya tidak dapat dihilangkan. Karena Parasurama kagum dengan kesaktian Karna, akhirnya dia menganugerahi senjata suci bernama Bargawastra lengkap dengan busur panah bernama Wijaya.

Karna juga mendapat kutukan lain. Suatu hari dia berlatih memanah di dekat padepokan Parasurama. Tanpa sengaja, panah yang dia lesatkan mengenai seekor sapi sampai mati. Ternyata sapi yang mati itu adalah milik seorang Brahmana miskin yang kehidupannya bergantung pada sapi tersebut. Karena merasa marah, Brahmana tersebut mengutuk Karna bahwa suatu saat nanti dia akan tewas dengan cara yang sama seperti sapinya.




Quote:The True Friendship

Resi Drona menyelenggarakan sebuah turnamen di Hastinapura. Dalam turnamen tersebut, Arjuna tampil sebagai murid yang paling menonjol, terutama dalam memanah. Karna yang melihat turnamen tersebut, muncul dan menantang Arjuna dengan memamerkan kesaktiannya. Kunti tiba-tiba pingsan menyadari bahwa pemuda tersebut adalah putranya yang dibuang. Dia mengenalinya dari anting dan pusaka yang dipakainya sejak bayi. Resi Krepa selaku pendeta istana meminta Karna untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu karena hanya para kaum sederajat saja yang boleh menantang para pangeran Kurukshetra. Oleh karena syarat tersebut, Karna pun tertunduk malu.

Duryodana, putra tertua Kurawa, turun dan membela Karna agar dia dapat berduel dengan Arjuna. Dia menjelaskan kepada publik bahwa kesaktian dan kekuatan tidak harus dimiliki oleh kaum Ksatria saja. Namun peraturan tersebut sudah ditetapkan dari awal. Duryodana kemudian meminta ayahnya untuk mengangkat Karna menjadi raja di Angga. Drestarasta yang sangat sayang kepada putra tertuanya tersebut, tidak bisa menolaknya. Pada saat itu juga Karna dinobatkan sebagai raja Angga. Karna yang merasa terharu bertanya hal apa yang dapat dia berikan atas kemurahan hati Duryodana. Duryodana menjelaskan bahwa dia hanya menginginkan persahabatan.

Persahabatan diantara Karna dan Duryodana sangat erat. Bahkan Karna membantu Duryodana untuk mendapatkan putri Citranggada. Karna rela melakukan apapun demi kehormatan sahabatnya tersebut. Bahkan Duryodana sudah menganggap Karna sebagai saudara sendiri.

Setelah pindah ke istana Angga, Karna membuat sumpah bahwa siapapun yang datang meminta sesuatu kepadanya, terutama ketika dia sedang memuja Dewa Surya, maka mereka pasti tidak akan pulang dengan tangan hampa.




Monggo dilanjut kang

0 komeng:

Posting Komentar