WooW....7 Destinasi Wisata Ekstrem di Indonesia Gan...!!
Bantu Rate Dulu Gan
Quote:Quote:7 Destinasi Wisata Ekstrem di Indonesia
Quote:Quote:Ragam wisata ekstrem di Indonesia tak kalah banyak dengan wisata alam atau budayanya. Bahkan, wisata ekstrem menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing. Simak ulasannya berikut ini, seperti dikutip dari Indonesiatravel
Quote:Quote:Ombak Spektakuler di Mentawai, Tak Kalah dengan Hawai!
Quote:Quote:
Quote:Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat
Quote:Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan pantai-pantai indah yang menjadi daya tarik wisata. Tak hanya keindahan pantai, ombak-ombak di Indonesia juga spektakuler, bahkan didapuk sebagai salah satu ombak selancar terbaik di dunia.
Salah satu ombak terbaik di Indonesia berada di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Kepulauan Mentawai sudah tersohor di kalangan wisatawan mancanegara sebagai salah satu tempat berselancar paling menantang di seluruh dunia. Mentawai bahkan dijuluki Hawaii-nya Indonesia.
Setiap tahun, kunjungan wisatawan ke Mentawai mencapai 12.000 orang, sebagian besar peselancar dari berbagai penjuru dunia yang ingin 'memburu' ombaknya. Faktanya, Kepulauan Mentawai (Sipora, Sikakap, Pagai Utara, dan Pagai Selatan) memiliki 400 titik selancar terbaik, 23 di antaranya bahkan berskala internasional.
Pantai-pantai Mentawai yang dikagumi para peselancar, antara lain Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki, dan Pantai Pananggelat Mainuk yang semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Di Kecamatan Sipora terdapat beberapa pantai, seperti Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan, sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.
Masalah yang dimiliki Mentawai adalah masih kurang memadainya infrastruktur. Untuk mencapai Mentawai dari Ibu Kota Sumatra Barat, Padang, wisatawan harus menggunakan kapal laut dengan memakan waktu perjalanan beberapa jam.
Quote:Quote:Pacu Adrenalin, Jelajah Pulaunya Hewan Purba Ganas
Quote:Quote:
Quote:Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur
Quote:Tak perlu jauh-jauh ke Afrika, di Indonesia Anda juga bisa bertualang bersama hewan liar. Apalagi, Indonesia punya hewan purba yang ganas, yaitu komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Saat tiba di Taman Nasional Komodo, bersiaplah karena Anda akan merasa berada di sebuah planet lain, bukan di Indonesia. Selain menawarkan keindahan bawah laut dan taman nasional yang tidak biasa, di sini hidup hewan purba yang ganas, komodo.
Komodo adalah kadal besar dengan panjang 2-3 meter dan berat mencapai 165 kilogram. Komodo bukan sekadar kadal, melainkan hewan predator yang cukup berbahaya. Komodo hanya butuh sekali gigitan untuk melumpuhkan mangsanya, karena air liurnya mengandung ratusan bakteri. Sekali gigit, Anda bisa terkapar!
Karena itu, wisatawan tidak bisa sembarangan bila ingin melihat komodo di Taman Nasional Komodo. Anda harus didampingi oleh pemandu wisata yang berpengalaman. Meski demikian, sebaiknya Anda tetap berhati-hati, karena beberapa waktu lalu staf taman nasional ini digigit oleh komodo saat bertugas.
Bahkan, bila Anda memiliki luka terbuka atau perempuan yang sedang haid, disarankan tidak berada dekat komodo. Pasalnya, hewan ini sangat sensitif terhadap bau darah.
Quote:Quote:Capai Puncak Tertinggi di Pulau Jawa, Terbayar meski Lelah!
Quote:Quote:
Quote:Semeru, Jawa Timur
Quote:Indonesia juga memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif. Salah satunya yang populer adalah Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa.
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung berapi ini masih aktif hingga saat ini.
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273 hektare. Dari puncak Semeru, Anda bisa melihat gunung-gunung lain, seperti Bromo, Batok, Watangan, Kursi, dan Widodaren.
Diperlukan waktu sekira empat hari untuk mendaki puncak Gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki Gunung Semeru, perjalanan dapat ditempuh lewat Kota Malang atau Lumajang.
Saat pendakian, Anda akan menemukan surga. Surga tersebut adalah Ranu Kumbolo, danau yang berada di kaki Gunung Semeru. Meninggalkan Ranu Kumbolo, Anda pun akan mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau.
Di depan bukit terbentang padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa.
Pos selanjutnya bagi pendaki untuk beristirahat adalah Kalimati. Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, di sini Anda dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Selain Kalimati, sebelum puncak biasanya pendaki beristirahat di Arcopodo. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah.
Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak sebaiknya dilakukan pagi-pagi sekali sekira pukul 02.00 WIB dari Arcopodo.
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru), Anda disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena ada gas beracun dan aliran lahar. Pemandangan dari puncak ini sangat indah, bagaikan samudra di atas langit. Saat hampir mencapai puncak, Anda akan merasakan bagaimana berada di atas awan.
Hati-hati saat berada di puncak, karena Semeru masih sering mengeluarkan letusan dan gas beracun. Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, yaitu Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor. Jangan lupa juga mengenakan baju tebal untuk mencegah hipotermia dan juga kacamata agar bisa melindungi wajah dari hujan abu.
SOURCE: www.kaskus.co.id
0 komeng:
Posting Komentar