(survey LSI) Rakyat Sudah Tidak Percaya Lagi Polisi
Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) memaparkan hasil survei mengenai tingkat kepuasan publik atas penegakkan hukum di Indonesia. Hasil survei menunjukkan sebagian besar responden tidak puas dengan penegakkan hukum pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
"Mereka yang tak puas sebesar 56 %, hanya 29,8 % yang menyatakan puas dengan penegakkan hukum di Indonesia. 14,2 % tidak menjawab," ujar peneliti LSI, Dewi Arum di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (7/4/2013).
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dilengkapi dengan penelitian kualitatif. Survei pada 1-4 April 2013, mengikutsertakan 1.200 responden dengan margin error 2,9 %
"Temuan ini menggambarkan rendahnya wibawa hukum di mata publik," tutur Dewi.
Merosotnya kepercayaan publik disebabkan publik meragukan integritas penegak hukum. Sebanyak 46,7% responden tidak percaya aparat hukum akan bertindak adil. 42,2% responden mempercayai aparat hukum bertindak adil, sedangkan 11,1 % responden tidak menjawab.
"Mayoritas publik cenderung percaya, proses hukum yang dilakukan aparat hukum mudah diintervensi oleh kepentingan tertentu, misalnya kedekatan dengan aparat hukum atau kompensasi materi," imbuh Dewi.
Selain isu korupsi yang melibatkan aparat pemerintahan, pembiaran amuk massa terhadap kelompok beragama juga menjadi penyebab sikap pesimistis publik terhadap penegakan hukum. Sebut saja kasus Ahmadiyah di Cikeusik tahun 2011 dan penyerangan warga Syiah di Madura tahun 2012.
"Mindset publik penuh curiga dengan proses hukum yang berjalan," ucap Dewi.
Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan merosotnya kepuasan publik terhadap penegakkan hukum juga disebabkan tindak kekerasan aparat yang marak terjadi. Ketidakpercayaan terhadap penegakan memicu tindakan warga untuk main hakim sendiri.
"Rendahnya kepercayaan terhadap penegakkan hukum yang dilakukan negara dapat memunculkan anarkisme" kata Peneliti LSI Dewi Arum dalam paparan suveinya di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (7/4/2013).
Dewi merujuk contoh yang paling mempengaruhi adalah kasus-kasus yang melibatkan aparat bersenjata. Ada kasus LP Cebongan, bentrok di Ogan Komering Ulu, juga pemerkosaan tahanan wanita di Poso. Termasuk pembakaran gedung pemerintahan di Palopo sulawesi Selatan.
"Mereka yang tak puas dan tak yakin bahwa sebuah kasus akan diselesaikan secara adil melalui hukum formal, akhirnya memilih mengambil langkah menghakimi pelaku dengan cara mereka sendiri," imbuh Dewi.
Masyarakat desa lebih merasa tidak puas dengan penegakkan hukum di Indonesia daripada masyarakat kota. Di kalangan masyarakat desa 61 % warga desa merasa tidak puas dengan penegakan hukum, 22,8 % merasa puas, sisanya tidak menjawab.
Sementara warga kota, sebanyak 48,6 % merasa tidak puas dengan penegakan hukum, 35,2 % merasa puas. Sisanya tidak menjawab. Semakin rendah tingkat pendidikan juga terhitung lebih tidak puas dengan penegakkan hukum. Tamatan SD menunjukkan ketidakpuasan paling tinggi, 56 %. Sementara taman kuliah yang tidak puas sebesar 50,4 %.
Masyarakat Indonesia yang cenderung setuju dengan tindakan main hakim sendiri juga cukup besar. LSI mengklaim, sebanyak 30,6 % setuju untuk main hakim sendiri, sementara 46,3 % masih mau menyerahkan kasus kejahatan kepada proses hukum. Sisanya tidak menjawab.
Rekomendasi LSI, pemerintah harus memberantas aksi premanisme. Preman yang dimaksud mulai dari preman jalanan, preman bersenjata seperti oknum polisi , preman berdasi atau koruptor.
"Pemerintah harus mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum. Kalau tidak, maka akan mengarah ke anarkisme sosial," ujar Dewi.
POLISI PREMAN BERSERAGAM
"Mereka yang tak puas sebesar 56 %, hanya 29,8 % yang menyatakan puas dengan penegakkan hukum di Indonesia. 14,2 % tidak menjawab," ujar peneliti LSI, Dewi Arum di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (7/4/2013).
"Temuan ini menggambarkan rendahnya wibawa hukum di mata publik," tutur Dewi.
"Mayoritas publik cenderung percaya, proses hukum yang dilakukan aparat hukum mudah diintervensi oleh kepentingan tertentu, misalnya kedekatan dengan aparat hukum atau kompensasi materi," imbuh Dewi.
"Mindset publik penuh curiga dengan proses hukum yang berjalan," ucap Dewi.
Rekomendasi LSI, pemerintah harus memberantas aksi premanisme. Preman yang dimaksud mulai dari preman jalanan, preman bersenjata seperti oknum polisi , preman berdasi atau koruptor.
pahamilah dengan penuh kesadaran, polisi bukan lagi aparat penegak hukum, tetapi mereka adalah preman berseragam, preman pelanggar hukum, keberadaan mereka hanyalah sebagai penindas dan penyengsara rakyat, menindas kita semua.
ingat jangan pernah memandang polisi dengan hormat, pandanglah mereka dengan hina, mereka tak lebih dari segerombolan preman berseragam. jika mereka melanggar hukum, segeralah kumpulkan massa dan hakimi mereka, sekalipun harus menghakimi mereka di sarangnya, itu bukan soal besar. pengadilan rakyat adalah pengadilan tuhan, hukum rakyat adalah hukum tuhan.
ingat baik-baik, mulai saat ini, polisi bukanlah pelindung rakyat, mereka adalah sampah dan musuh rakyat yang harus diberantas tuntas sampai ke akar akarnya.
kita semua sebagai pemilik republik ini harus segera mengambil tindakan tegas kepada preman berseragam ini, tindakan kita akan dicatat dalam sejarah, akan diceritakan kembali oleh generasi yang akan datang sebagai penegak kebenaran dan keadilan
sebagai rakyat, kitalah sebagai pemegang mandat tertinggi dalam kehidupan bernegara negara, kitalah yang harus menghakimi preman preman berseragam ini.
ingat baik baik, pahami dengan penuh kesadaran, rakyat berhak untuk menghakimi aparat penegak hukum, kerahkan massa dan tegakkan keadilan
Quote:Original Posted By 3L33T3 ?
mana mahasiswi? mana idealisme kalian?
hukum dalam keadaan kacau balau
kalian adalah garda terdepan perubahan dan revolusi negeri ini
segera bergabung dengan rakyat
konsolidasikan ke dalam seluruh elemen kampus
satukan pendapat dan kekuatan seluruh mahasiswi seluruh indonesia
komunikasikan ke luar dengan rakyat yang sudah muak dengan ketidak adilan
di tangan kitalah perubahan akan berjalan atau tenggelam
dalam tetes keringat dan tetes darah pengorbanan kitalah
semua akan dimulai atau diakhiri
bersama kekuatan rakyat, yang menentukan nasib bangsa adalah kita sendiri
segera maklumatkan 5 tuntutan rakyat :
1. bubarkan polri atau revolusi total seluruh elemennya
2. pantau dan awasi polri dengan menempatkannya di bawah satu departemen
3. berikan sanksi yang berat untuk anggota polri yang melanggar hukum
4. buat satu badan khusus independent bagi penerimaan calon anggota polri agar
tidak menciptakan polisi polisi baru yang mengedepankan suap dan korupsi
5. revolusi total pejabat pejabat polri dan mengganti dengan polisi polisi bersih
yang diangkat langsung oleh satu badan khusus secara kondisional dan berlaku selama 1 tahun
jika bukan kita, siapa lagi yang masih peduli dengan masa depan bangsa ini
jika bukan kita, siapa yang akan merubah, sementara pemimpin pemimpin bangsa ini sibuk dengan dirinya sendiri
perjuangan ini akan sangat berdarah karena yang kita lawan adalah kanker yang sudah mendarah daging
kobarkan semangat, kobarkan idealisme, kobarkan nilai-nilai pancasila
kita garda terdepan bangsa
jika bukan kita, siapa lagi yang mau peduli?
segera susun kekuatan dari dalam maupun dari luar
dan tentukan hari pengadilan buat carut marutnya penegakan hukum di tanah pertiwi
jika bukan kita, siapa lagi yang mau peduli?
tinggal ganti aja kata tuan menjadi preman
Quote:Original Posted By mindhack ?
Tuan Berseragam
Tuan Berseragam
gagah nian
enam peluru
pamungkas
Siap tembak
sampah masyarakat
siap kejar
orang-orang gelap
siap tangkap
kecoak dan kakap
Tapi...
wahai tuan berseragam
kenapa pelurumu
selalu nyasar?
Pengejaran gempitamu
truk-truk penuh keringat?
yang wajib
sediakan kotak kecil
untuk nyanyian
kutilangkau tuan berseragam
Kenapa
kau tangkap
mas-mas koki indah itu
tuan berseragam
Kau siksa berat
hingga liang akhirat
Tuan berseragam
terjerat
pengerat
Rakyat Mandat Ingin
Melarat
DO NOT START A WAR THAT YOU CANNOT WIN
SOURCE: www.kaskus.co.id
0 komeng:
Posting Komentar