Inilah Cara Orang Jepang Menghemat Pengeluaran Makan-Minum

WELCOME TO MY THREAD

Quote:



Quote:
Jakarta - CNBC mencantumkan tiga kota di Jepang dalam daftar 'World’s Most Expensive Places to Live 2012'. Tokyo, Osaka, dan Nagoya berturut-turut menempati peringkat satu, tiga, dan sepuluh. Tak hanya tempat tinggal, kendaraan pribadi, dan tempat parkir yang harganya selangit. Makanan dan minumannya juga mahal.

Hal ini tak hanya dirasakan oleh wisatawan luar negeri, melainkan juga oleh penduduk setempat. Untuk bisa bertahan hidup, mereka harus sangat berhemat. Berdasarkan informasi yang dilansir situs Rocket News 24 (18/10/12), pengeluaran rata-rata untuk makan siang, minum-minum, camilan, dan keperluan sehari-hari turun hampir 50% dalam 20 tahun.

Dulu, mereka naik taksi secara rutin dan kadang bersantap di luar sampai enam kali sebulan. Namun, kini mereka hanya makan malam di restoran 1-2 kali per bulan. Untuk transportasinya, mereka mengandalkan kereta.

Pakar budget Yoko Hanawa dari Yahoo! Jepang memberikan trik mengatur keuangan bagi Anda yang berencana tinggal lama di Jepang. "Akhir-akhir ini, orang-orang membawa tempat minum pribadi," katanya. Dengan demikian, mereka terhindar dari keperluan membeli soft drink dari minimarket dan vending machine.

Rata-rata minuman botol berharga 120 yen (sekitar Rp 14.500). Jika setiap hari kerja mereka membeli satu botol, berarti uang yang dikeluarkan untuk minum saja setahun bisa mencapai 36.000 yen (Rp 4,4 juta). "Hal kecil saja bisa membuat perubahan besar kan?" ujarnya.

Karena itulah, penjualan botol minum di Jepang marak. Berbagai ukuran dan desain botol minum tersedia di toko-toko pada beberapa tahun terakhir. Apalagi penggunaan botol minum berulang kali lebih ramah lingkungan dibanding botol plastik sekali pakai.

Bagaimana dengan anggaran makan dan sosialisasi? "Banyak anak muda membatasi pengeluaran makan siang sehari-hari. Mereka juga mengontrol jumlah uang yang dipakai untuk minum-minum bersama kolega. Namun hal ini bisa merugikan bagi kita," ucap Hanawa.

Menurutnya, mengandalkan junk food murah setiap hari dapat membahayakan kesehatan kita. Di lain pihak, jika kita di meja kantor saja menyantap bekal sementara yang lain ke luar makan, risikonya kita terkucil diri dari pergaulan dan kehilangan informasi penting.

"Apa gunanya menabung setiap hari kalau kita membuat diri sendiri sakit karena terlalu sering mengonsumsi garam, karbohidrat, dan lemak?" kata Hanawa. Lagipula, kalau kita sakit, siapa yang mau bersimpati atau mengerjakan tugas kita di kantor kalau kita tak lagi bergaul dengan mereka?

Makanya, Hanawa menyarankan, seimbangkanlah penghematan dengan kehidupan sosial. "Makan siang di luar dua kali seminggu, lalu bawa bekal di lain hari. Namun, jangan terlalu kejam pada diri sendiri sampai berakibat negatif pada kesehatan," jelasnya.

Untuk menghemat pengeluaran belanja atau makan di luar, pakailah kartu anggota tempat yang sering didatangi. Biasanya kartu ini disediakan gratis. Andapun bisa mengumpulkan poin yang nantinya bisa ditukarkan dengan barang yang dibutuhkan.


Spoilerfor Sumber:


Hmm...patut kita tiru, Hemat pangkal kaya gan...

Ternyata ada kaskuser yang pernah tinggal di Jepang :
Quote:Original Posted By baroncaban ?
Benar banget nih gan, ane pernah tinggal di jepang, di sana untuk makan siang dengan menu yang sedang aja paling gak kalau di kurskan ke rupiah sekitar Rp. 100.000,-, sarapan murah di sana namanya bento, kayak hoka2 bento di indonesia, tatapi di sana udah di packing dalam wadah plastik di jual di super market, satu porsi bento untuk sarapan pagi paling murah kalau di kurskan ke rupiah sekitar Rp. 40.000,-,.Disana biaya parkir satu jam Rp. 50.000,-, makanya disana orang2 jarang pake mobil ke kota lebih hemat naik MRT.

Quote:Original Posted By Aegizt ?
wah bener gan,
nih numpang share pengalaman hidup di Jepang.

mang bener klo harus serba hemat di Jepang.
untuk makan siang ane slalu bawa bento (bekal) buatan sendiri, dari pada makan di shokudou (kantin) 350 yen (kurs hari ini 1 yen = 101 rupiah) sekali makan..

di kombini (mini market) juga banyak kok bekal makanan yg dah jadi, yg termurah tuh onigiri (nasi kepal) sekitar 80 yen sebungkus, ikan goreng sepotong tuh 100 yen klo yg paketan biasa lebih murah 200 yen - 500 yen tergantung menu. agan yg diatas yg sekali makan 100 rb tuh makan di restoran (sorry no offence). mesti pintar cari tempat makan klo mau makan di luar.

kendaraan mang mengandalkan densha (kereta listrik) dr pada mobil pribadi, selain praktis, murah, ga macet (kecuali ada orang bunuh diri yg lompat ke rel kereta) tepat waktu lagi.

page one klo berkenan

Quote:Original Posted By maddhatter ?
Tentu saja, memasak sendiri adalah cara paling tepat dalam menghemat pengeluaran untuk makan. Bahan makanan yang dibeli pada saat sale, misalnya saat menjelang toko/supermarket tutup, akan menjadi sangat murah karena diskon yang cukup besar. Belanja di supermarket grosir/pasar juga menguntungkan karena mereka menawarkan barang yang sama dengan supermarket biasa dengan harga yang jauh lebih murah. Apalagi kalau belanjanya saat sale, bisa-bisa harganya lebih murah daripada di Indonesia. Bagi yang beragama Islam, daging halal biasanya diimpor dari negara-negara non-muslim seperti Brazilia dan Australia, dan alhamdulillah harganya murah jika dibandingkan dengan daging Jepang. Ada juga beberapa daging halal dari Jepang, tapi tentu saja harganya cukup mahal.

Selain masak, makan di luar juga bisa menjadi pilihan selama kita bisa mensiasatinya. Ada beberapa family restaurant seperti Saizeriya, Gusto dengan harga yang cukup terjangkau. Atau sushi muter (Kappa Sushi, Sushiro) yang sepiringnya hanya 105 yen, yang bahkan lebih murah daripada makan sushi di Indonesia. Apalagi kalau datangnya saat-saat promo, bisa 84 yen sepiring! Ada juga restoran Jepang (Meshiya) yang memberikan diskon 50% jika kita makan di sana satu jam sebelum tutup.

Paling murah beli makanan di mini market seperti 7-Eleven, Lawson, Circle K, dan Family Mart. Di situ ada aneka roti, mie, sosis, sushi, bento (nasi plus lauk-pauk di dalam kotak), jadi tinggal minta dipanasin di microwave aja sama kasir. Harganya sekitar 100 – 300an Yen dengan porsi banyak dan rasa enak. Kedua murah, makan rice bowl seperti di Yoshinoya mulai dari 290 Yen. Kalau di Jakarta, Yoshinoya jadi restoran keren di mal Grand Indonesia, di Jepang ia adalah warung makan kecil. Kalau mau makan di Makudonarudo (McDonald’s) malah lebih mahal, sama seperti makan ramen di warung, harganya sekitar 450 Yen. Satu lagi yang hebat, Jepang tidak mengenal uang tip.

Kalau makan di warung atau restoran, air putih atau ocha (teh hijau Jepang) gratis dan boleh nambah. Air kran di Jepang pun bisa diminum, jadi kalau mau hemat, beli aja air putih botolan lalu refill terus dari kran manapun. Pada dasarnya minuman botol atau kaleng bisa dibeli di vending machine yang tersebar tiap 10 meter kalii saking banyaknya. Harganya berkisar 100 – 150 Yen untuk soda, juice, teh, atau kopi. Karena semua dalam bahasa Jepang, perhatikan kalau tulisannya berwarna biru berarti minuman dingin dan warna merah berarti minuman panas. Kalau mau ngopi di kafe, mending lupakan saja deh. Harga kopi secangkir sekitar 500 Yen dan tidak ada kopi yang enak karena Jepang memang bukan negara penghasil kopi.

Di Indonesia, harga makanan memang tidak semahal di Jepang, tapi kalau ditotal dengan keharusan membeli minuman di Indonesia, maka seringkali harga seporsi makanan plus minumannya di restoran di Indonesia lebih mahal daripada seporsi makanan di restoran Jepang yang murah.


So, klo bisa hidup hemat,kenapa ga!
Hemat itu bukan pelit loh!



Komeng lain yang pernah merasakan perjuangan hidup di Jepang ada di PAGE 2


Terima kasih untuk momod, mimin dan agan2 sekalian hingga thread ane jadi HT#4
Spoilerfor HT gan!!:

Kaskuser yang baik selalu meninggalkan komen, dan jangan lupa memberikan dan jikalau thread ini bermanfaat

0 komeng:

Posting Komentar