Narkoba Dinilai Menjadi Pemicu Tindakan Sadis Alanshia

Jakarta - Alanshia menikmati shabu-shabu bersama korbannya Tonny Arifin Djonim, sebelum dia membunuh dan memutilasi Tonny. Kuat diduga narkoba berperang mempengaruhi keputusan Alanshia untuk memutilasi Tonny menjadi 11 bagian.

"Tiga biang kerok kejahatan dalam pandangan klasik adalah narkoba, kemiskinan, dan perceraian," kata pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel kepada detikcom, Senin (18/3/2013).

Untuk dua faktor terakhir sebagaimana dituturkan Reza, mungkin tidak berlaku bagi Alanshia yang sudah menikah dengan Lien Wen Jing. Alanshia juga terbilang mapan karena dia memiliki usaha printing di kawasan Ancol.

"Narkoba juga memiliki berbagai efek. Rasionalitas bisa samar-samar, hypervigilance, desensitisasi terhadap agresivitas, dan irritable," ujar pakar dari Universitas Bina Nusantara ini.

Lalu, apakah tanpa narkoba berarti Alanshia tidak berani memutilasi korbannya? "Bisa demikian atau bisa pula narkoba berefek memperkuat. Toh, faktanya dalam kasus-kasus mutilasi lain, pelaku tidak pakai narkoba," jawab Reza.

Alanshia adalah pelaku utama kasus mutilasi di Ruko Aston Mediterania Residence No 26D, Ancol, Jakarta Utara. Di ruko tersebut, polisi menemukan 9 Narkoba jenis pil 140 butir, sabu 32 gram, serbuk putih 60 gram dan plastik timbangan serta gelas.

Polisi juga menyebutkan Alanshia menggunakan shabu-shabu bersama korbannya sebelum akhirnya membunuh korbannya dengan mencekik leher korban menggunakan tali rafia, lalu memotong-motong badan korbannya menjadi 11 bagian yang disimpan dalam 1 koper, 2 kardus, dan 5 kantong kresek.


(vid/fjp)





0 komeng:

Posting Komentar